NILAI-NILAI POSITIF TOKOH HALUOLEO BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER
Abstract
The great name of a character immortalized into the title of some vital objects in a regionconsequently carries the purpose
of giving role models for character development, at least for local residents. This article raises the issue of positive values
in character of Haluoleo figure for character development. The data are descriptions of Haluoleo character taken from
Haluoleo story of Tolaki folklore which has been published, as primary data source. The data analysis is done in two
steps, namely first level semiotic readings and second level semiotic readings. From the analysis results obtained the
extraction of moral values in character Haluoleo figure as follows: (1) harmonization between softness and firmness; (2)
accuracy in mapping needs and self-empowering to fulfill them as well; (3) put forward the equation for the sake of
togetherness and brotherhood; (4) sincerity; (5) respect for birth; (6) humble attitude; and (7) respect and honor friends
and enemies proportionally
Abstrak
Nama besar seorang tokoh yang diabadikan menjadi nama beberapa objek vital di suatu wilayah
tentu mengemban maksud pemberian teladan bagi pengembangan karakter, setidaknya bagi warga
setempat. Artikel ini mengangkat permasalahan nilai positif dalam karakter tokoh Haluoleo bagi
pengembangan karakter. Data berupa deskripsi karakter tokoh Haluoleo yang diambil dari sumber
data berupa kisah Haluoleo versi cerita rakyat Tolaki yang sudah diterbitkan. Analisis data dilakukan
dalam dua tahap, yaitu pembacaan semiotik tingkat pertama dan pembacaan semiotik tingkat kedua.
Dari hasil analisis diperoleh ekstraksi nilai positif dalam karakter tokoh Haluoleo sebagai berikut (1)
harmonisasi antara kelembutan dan ketegasan; (2) ketepatan dalam memetakan kebutuhan sekaligus
memberdayakan dirinya untuk memenuhinya; (3) mengedepankan persamaan demi kebersamaan
dan persaudaraan; (4) ketulusan; (5) menghargai kelahiran; (6) sikap rendah hati; dan (7) menghargai
dan menghormati kawan maupun lawan secara proporsional.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra, H. S., 2006. Strukturalisme Levi-
Strauss, Mitos, dan Karya Sastra. Yogyakarta:
Kepel Press.
Amir, A., 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Hamundu, M., 2005. “Sultan Murhum: Tokoh
Pemersatu Kerajaan-Kerajaan Tradisional di
Sulawesi Tenggara”. Makalah disajikan dalam
Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara
di Baruga Keraton Buton Sulawesi
Tenggara, 5—8 Agustus 2005.
Jerniati I., 2011. “Struktur Alur dan Unsur
Informasi dalam Wacana Halu Oleo”. Dalam
Kandai 7(2):172-185.
Maranay, H., 2009. Perahu Kaca di Tanah Tolaki.
Surakarta: Penerbit PT Pratama Mitra Aksara.
Muji, 2014. “Menggali Pendidikan Karakter dalam
Tembang. Kumpulan Makalah”. Dalam
Kumpulan makalah Bahasa Ibu: Pelestarian dan
Pesona Sastra dan Budayanya. 325-331. Dalam
M. Abdul Khak (editor). Bandung: Unpad Press.
Musdalifa, A., 2016. Nilai Budaya dalam Tiga
Cerita Rakyat Tolaki (“Pendekatan Sosiologi
Sastra”) Jurnal Humanika (I):16, Maret 2016/
ISSN 1979-8296.
Nasruddin dan Haruddin, 1998. Prosa dalam Sastra
Tolaki. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Rahmawati, 2015. “Cerita Rakyat Makassar
sebagai Media Pembentukan Karakter”.
Dalam Jantra Jurnal Sejarah dan Budaya,
Volume 10, Nomor 2, Desember 2015.
(BPNB Yogyakarta, 2015). Hlm. 153-162.
Tarimana, A., 1993. Kebudayaan Tolaki. Jakarta:
Balai Pustaka.
Vansina, J., 2014. Tradisi Lisan sebagai Sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Wuryansari, Th. E., 2015. “Nilai-Nilai Moral
dalam Dongeng Kacamata Sang Singa (les
Lunettes du Lion)”. Dalam Jantra Jurnal
Sejarah dan Budaya, Volume 10, Nomor 2,
Desember 2015. (BPNB Yogyakarta, 2015).
Hlm 201-210.
DOI: https://doi.org/10.47541/kaba.v9i2.9
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Kadera Bahasa

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by